
Salah satu teman sekolah jali. Jali pun semakin dibuat penasaran akan gadis yang telah memperbaiki ayunannya. Jali duduk sambil melamun memikirkan gadis itu, tidak terasa diapun tertidur.
Pagi pun telah tiba suara ayam berkokok sangat keras membangunkan jali yang tertidur terlelap karena tadi malam jali tidur sangat larut malam. “loh kok aku ada di tempat tidur sih perasaan semalam akuuuu……Ah sudahlah lupain” ucap Jali. Jali sudah kembali ke masa sekarang portal waktupun sudah berubah yang awalnya Jali kembali ke masa lalu dan sekang sudah seperti semula.
Jali segera siap-siap untuk segera pergi ke sekolah ia pun tidak sabar ingin mengetahui siapakah gadis yang memakai jubah hitam tadi malam. sesampainya di sekolah dia seperti biasa menyapa teman-temannya namun tidak kepada lolly. Mereka duduk bercanda tawa, bell masuk pun berbunyi mereka langsung masuk kelas hari ini kebetulan Jali belajar pelajaran ekonomi dengan Pak Rohman nah guru ini dijuluki pak botak, mengapa begitu karena Pak Rohman ini memiliki kepala yang plontos jadi beliau di juluki oleh para muridnya pak botak. Jali pun kepikiran bahwa dia mendengar kata kunci yang di ucapkan gadis berjubah hitam itu bahwa dia di kelas akan belajar pelajaran pak botak. dia pun melihat satu persatu teman sekelasnya terutama teman cewe sekelasnya, Jali melihat ke arah tangan yang ada tanda yang sama dengannya namun dia belum menemukan tanda itu. Jam pelajaranpun telah selesai bell istirahat berbunyi. Jali masih duduk di bangkunya dia masih memikirakan gadis itu.
“kenapa Jali bertingkah aneh hari ini? Apakah dia sudah tahu bahwa aku memiliki rasa padanya?? Atau…Apakah Jali tahu bahwa ada tanda di tanganku??”gumam Lolly.
Keesokan harinya Lolly menjauhi Jali. Jali kebingungan dengan sikap Lolly, “Lol, kok kamu jadi jauh? Apa aku ada salah ya sama kamu?”tanya Jali.
Lolly hanya tersenyum dan meninggalkan Jali. Ini sangat aneh tidak biasanya Lolly gadis cheerful berubah seketika menjadi gadis yang sangat dingin bagaikan gorengan yang tak lagi hangat.
Pada malam harinya Jali selalu menatap ayunan itu, apakah yang ia alami belakangan ini benar-benar nyata? Apakah ia hanya bermimpi? Apakah ia bisa pergi ke masa lalu? Lalu, Jali berpikir “bila kemarin aku pergi ke masa lalu, pasti aku juga bisa pergi ke masa depan dong? Namun bagaimana caranya??”
Cerita selanjutnya…